Pada tahun 50-an terjadilah sebuah kejadian tragis di kota Newscastle di Inggris. Kisah pembunuhan berantai yang dilakoni oleh bocah cantik yang pada saat itu berusia 11 tahun bernama Mary Flora Bell, atau yang lebih dikenal dengan Mary Bell yang ternyata terlahir dari seorang PSK bernama Betty Bell serta ayah yang tak diketahui identitasnya.
Mary lahir pada 26 Mei 1957, Mary tumbuh menjadi anak yang dibenci oleh ibunya sendiri. Bahkan Betty sempat beberapa kali mencoba membunuhnya dengan cara yang sangat licik sehingga terkesan bahwa kematian Mary adalah kecelakaan.
Bosan usahanya gagal dan aksi bejatnya diketahui keluarganya, sang ibu akhirnya tidak berusaha membunuh Mary, tetapi menjerumuskan Mary dalam kehidupan prostitusi. Saat Mary berumur 4 tahun, ia sudah disuruh untuk melayani pria hidung belang langganan ibunya. Fu*k!
Tumbuh dalam latar belakang yang begitu suram sedari kecil, membuat Mary tumbuh menjadi gadis cilik yang berbeda dengan teman-teman sebayanya. Seringnya disiksa dan diperlakukan kejam membuat Mary tumbuh menjadi seorang anak yang kelihatannya ceria, padahal penuh dendam.
Hingga pada tanggal 25 Mei 1968, seorang anak kecil berusia 4 tahun bernama Martin Brown, ditemukan meninggal dunia dengan keadaan leher tercekik disebuah rumah yang telah ditinggalkan pemiliknya. Semula, diperkirakan Martin meninggal karena kekurangan udara sehingga menyebabkan pernafasannya terganggu.
Kejadian serupa terjadi kembali pada tanggal 31 Juli 1968, seorang anak berusia 3 tahun, bernama Brian Howe, ditemukan meninggal dunia dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Tubuhnya sendiri tertutup rumput, rambutnya terpotong-potong, kakinya tersayat-sayat, dengan kemaluan terpotong. Selain itu, ditemukan sayatan bertuliskan inisial “N” dan “M” di perut Brian. Mutilasi tragis ini tak dilakukan Mary seorang diri. Ia dibantu dengan teman sebayanya bernama Norma.
Bertanggung jawab atas semua perbuatan kejamnya ia dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. Mary dibebaskan pada usia 23 tahun, tepatnya pada tanggal 14 Mei 1980. Setelah dibebaskan, Mary mencoba untuk bekerja dan kuliah. Mary akhirnya menikah dengan seorang pria pujaan hatinya dan dikaruniai seorang anak.
Kisah Mary diangkat dalam sebuah buku berjudul “The case of Mary Bell” oleh Gitta Sereny pada tahun 1972. Sementara itu, wawancara langsung oleh Gitta kepada Mary dibukukan dengan judul “Cries Unheard: the Story of Mary Bell” pada tahun 1998.
Salah satu pengakuannya yang paling mengerikan adalah “Membunuh tidak seburuk yang orang kira. Toh, kita semua akan mati suatu hari nanti". Tragis!
Saat ini Mary telah menjadi seorang nenek dan memiliki seorang cucu. Mary pun akhirnya tumbuh menjadi manusia normal yang menyesali segala macam perbuatannya di masa lalu.
http://www.sooperboy.com/