Dec 25, 2014

Moshe Dayan, Jenderal Yahudi Bermata Satu

ORANG Palestina tidak mungkin bisa melupakan Moshe Dayan.  Prestasinya untuk Israel juga tak  terlupakan. Dialah yang memimpin  pasukan Israel dalam perang enam hari 6 hari  melawan bangsa Arab di awal bulan juni 1967.  Dalam perang singkat ini, tentara  Israel berperang  atas nama keyakinan  ‘Yahudi’-nya.
Di sisi lain  tentara Arab  yang terdiri dari  Mesir, Suriah, Yordan,  yang berperang  dengan motivasi Arabisme dan Sosialisme  dapat dirontokkan oleh  tentara  Israel  pimpinan Dayan   hanya dalam waktu  6 hari saja.
5 juni 1967  adalah awal perang Arab-Israel yang berlangsung 6 hari.  Dan pada tanggal 7 juni,  kota tua  nan suci  Yerussalem, telah berhasil  direbut pasukan Moshe Dayan.   Dengan gegap gempita  sorak sorai  pasukan Israel ini masuk ke wilayah Masjid Al Aqsha,  sambil  menghina Islam dan Nabi Muhammad  SAW.
Moshe Dayan  memasuki wilayah Al Maghariba  serta wilayah  termbok  Al Buraq  yang kemudian  dijadikan ‘tembok ratapan’. Letaknya  di sebelah barat  komplek Al-Aqsha. Ketika memasuki wilayah  tembok Al Buraq ini,  Moshe Dayan dengan sombong  berkata, “Kita sudah mempersatukan  kota yang tersobek-sobek , ibukota Israel. Kita sudah kembali ke tempat paling suci ini, untuk tidak akan berpisah dengannya!”   Sambil tangannya menyelipkan kertas  berisi doa  tulisan ke celah-celah tembok ratapan.
Semenjak itu tembok Al Buraq, serta wilayah di sekitarnya  hingga saat ini  dalam kekuasaan tentara Yahudi Israel. Dan asrama  pasukan Islam  dari Afrika utara yang dibangun sebagai  hadiah dari panglima Islam Sholahuddin Al Ayubi, dihancurleburkan tentara Israel.
Pada tahun  1948,  di masa awal negara Israel, Moshe  Dayan memimpin batalyon ke 89. Ketika itu   ia memerintahkan  semua penduduk di suatu desa Palestina,  untuk berkumpul dan berlindung di dalam Masjid.  Sambil  ia mencari siapa yang telah melemparkan granat yang menewaskan seorang tentara Israel.  Tapi  Moshe Dayan kalap,  semua orang yang berlindung di dalam Masjid itu, dibantai habis.
Dalam salah satu pertempuran  matanya terkena peluru, hingga harus  merelakan kehilangan mata satu.  Yang berakibat  ia berciri khas  sebagai jenderal Yahudi ber’mata satu’. 

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment