Mereka di didik, diberi pelajaran tentang pendidikan dan guru. Bahkan sebelum memulai prektek lapangan selama beberapa bulan untuk menjadi guru di sekolah, mereka terlebih dahulu harus lulus tes micro teaching. Tes micro teaching ini dianggap sesuatu ujian yang sulit karena di uji oleh dosen pembimbing dan dilihat oleh para peserta tes micro teaching lainnya untuk mengetahui sejauh mana kesiapan para mahasiswanya itu untuk menjadi guru, terutama kesiapan mental.
Semua orang bisa mengajar namun tidak semua orang bisa mendidik, menjadi guru butuh mental yang sangat kuat, harus ikhlas dan ekstra sabar dalam menjalankan tugasnya. Jam kerja guru memang terlihat sebentar, mulai jam 07.00 s/d jam 14.00 WIB, tapi faktanya mereka bekerja tanpa kenal jam kerja. Di sekolah, para guru harus menghadapi berbagai macam karakter peserta didik, belum lagi harus mengerjakan berbagai macam administrasi sebagai guru yang tidak mungkin bisa diselesaikan saat jam kerja berlangsung.
Dari hal itu saja sudah terlihat sangat padet tugasnya, tapi berapa honor yang mereka peroleh? Honor yang mereka peroleh, khususnya para guru honorer masih sangat jauh dari kata layak. Setiap tahun pemerintah selalu mengeluarkan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dan Upah Minimum Regional (UMR) dan nilai dari KHL/UMR itu selalu naik. Sebagai contoh, di Kota C KHLnya Rp. 1.450.000,- dan UMR Rp. 1.415.000,-. Gaji karywan swasta rata-rata minimal 1,5 s/d 2 juta.
Tahukah anda?berapa honor para guru saat ini? Honor guru rata-rata masih 200-300 ribu atau dibawah 500 ribu per bulan, itu pun tidak rutin dibayar setiap bulan. banyak sekolah yang membayar honor guru 2-3 bulan sekali ketika dana BOS cair. Layak kah guru dibayar dengan honor sebesar itu? Sedangkan untuk menjadi seorang guru saja harus disiplin ilmu atau kuliah sesuai dengan jurusannya. Setiap tahun pemerintah selalu memberi janji akan mensejahterakan para guru, tapi kesejahteraan yang seperti apakah? Sampai detik ini belum ada Upah MInimum Pekerja (UMP) untuk guru honor.
Inilah yang menjadi salah satu alasan para mahasiswa keguruan enggan menjadi guru setelah lulus. "Tenaga honorer gajinya kecil", ungkap salah satu lulusan Keguruan.
Dari hal itu saja sudah terlihat sangat padet tugasnya, tapi berapa honor yang mereka peroleh? Honor yang mereka peroleh, khususnya para guru honorer masih sangat jauh dari kata layak. Setiap tahun pemerintah selalu mengeluarkan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dan Upah Minimum Regional (UMR) dan nilai dari KHL/UMR itu selalu naik. Sebagai contoh, di Kota C KHLnya Rp. 1.450.000,- dan UMR Rp. 1.415.000,-. Gaji karywan swasta rata-rata minimal 1,5 s/d 2 juta.
Tahukah anda?berapa honor para guru saat ini? Honor guru rata-rata masih 200-300 ribu atau dibawah 500 ribu per bulan, itu pun tidak rutin dibayar setiap bulan. banyak sekolah yang membayar honor guru 2-3 bulan sekali ketika dana BOS cair. Layak kah guru dibayar dengan honor sebesar itu? Sedangkan untuk menjadi seorang guru saja harus disiplin ilmu atau kuliah sesuai dengan jurusannya. Setiap tahun pemerintah selalu memberi janji akan mensejahterakan para guru, tapi kesejahteraan yang seperti apakah? Sampai detik ini belum ada Upah MInimum Pekerja (UMP) untuk guru honor.
Inilah yang menjadi salah satu alasan para mahasiswa keguruan enggan menjadi guru setelah lulus. "Tenaga honorer gajinya kecil", ungkap salah satu lulusan Keguruan.
Dihari Guru ini semoga pemerintah terketuk pintu hatinya.
Source : http://www.honorerindonesia.com/